Minggu, 10 Oktober 2004

Terbaru Drama Menuju Puncak



SURABAYA - Tiga poin dipegang, capolista pun dalam genggaman. Lewat laga dramatis, Persebaya sukses meredam kejutan yang disiapkan oleh tim tamu, PSPS Pekanbaru, dalam laga Liga Bank Mandiri (LBM) 2004 di Gelora 10 Nopember, Tambaksari, kemarin. Green Force menang 3-2 (2-0).

Kemenangan itu mengantarkan Persebaya menggusur PSM Makassar dari posisi puncak klasemen sementara. Green Force sekarang mengoleksi 53 poin, unggul satu poin dari Juku Eja (Ikan Merah)-julukan PSM. Namun, keunggulan Persebaya itu masih semu mengingat PSM mempunyai satu laga sisa lebih banyak. Persebaya main 30 kali berbanding 29 untuk PSM.

Usai reses panjang Ramadan, Mursyid Effendi dkk. rawan tergusur jikalau tidak bisa merebut poin maksimal. Tidak saja PSM, tapi juga oleh PSS Sleman maupun Persija Jakarta. PSS berada di posisi ketiga klasemen dengan 50 poin dari 30 main, diikuti Persija di kawasan keempat dengan 49 poin dari 28 laga.

Apa yang terjadi nanti? Itulah yang harus dipikirkan skuad Geen Force pada reses panjang Ramadan. Salah satu materi renungan itu yaitu laga terakhir pra-reses lawan PSPS kemarin. Sebab, tiga poin Mursyid Effendi dkk ketika laga sangkar kemarin dicapai dalam kondisi dramatis yang sempat membikin penonton geregetan dan sport jantung.

Unggul dulu melalui gol Christian Carasco pada menit ke-8 dan gol Danilo Fernando pada menit ke-33 dari sanksi penalti sesudah bek kiri PSPS Dedi Sutrisno handball di petak terlarang, secara mengejutkan PSPS bisa menyamakan kedudukan jadi 2-2 lewat gol Samdee Germojay pada menit ke-49 dan Amrizal pada menit ke-53.

Setelah PSPS menyamakan kedudukan itu, para pemain Persebaya sempat down. Giliran PSPS yang balik menekan. Bayang-bayang hasil seri lagi (seperti 1-1 ketika menjamu PSMS Medan pada Rabu lalu, Red.) terbayang. Apalagi, pada laga Rabu itu hasil imbang, salah satunya, dipicu oleh blunder kiper Hendro Kartiko.

Seperti Hendro-yang kemarin tidak main lantaran mengikuti latihan Timnas PSSI, kiper Endra Prasetya yang mengawal gawang Persebaya juga melaksanakan blunder. Gol pertama PSPS itu lahir lantaran blunder Endra yang gagal mengantisipasi tendangan pojok Samdee. Bola setinggi perut tendangan Samdee itu sejatinya cukup kondusif untuk ditangkap.

Dalam arti, tanpa ada gangguan serius dari para pemain PSPS di kotak penalti Persebaya. Tidak ada pemain PSPS yang melekat membayangi, apalagi yang hingga bersentuhan dengan tubuh Endra. Tapi, bola lepas dari tangan Endra, lantas meluncurlah ke gawang sendiri.

Gol itu menciptakan mental Mursyid dkk drop. Barisan belakang mulai tampil grogi. Akibatnya, empat menit kemudian lahirlah gol kedua PSPS. Gol ini juga berawal dari tendangan pojok. Amrizal dari second line masuk menusuk ke petak terlarang Persebaya dan melepaskan tembakan kaki kanan.

Selanjutnya, bisa ditebak. Spirit tempur pemain PSPS berlipat-lipat. Mereka balik menekan. Beberapa kali manuver I Komang Mariawan dan Chrsitiano mengancam pertahanan Green Force. Untung, lini belakang yang digalang Bejo Sugiyantoro, Mursyid Effendi, dan Nova Arianto bisa mementahkannya

Pada menit-menit yang menegangkan tersebut, Danilo Fernando muncul sebagai penyelamat. Berawal dari tekling keras Olinga Copa Atangana Gendut Doni Kristiawan, wasit Jaka Mulyono (Semarang) menjatuhkan sanksi tendangan bebas.

Danilo yang ditunjuk sebagai eksekutor melaksanakan tugasnya dengan baik. Tendangan keras menyusur tanah ke pojok kiri gawang PSPS tak bisa ditahan kiper Suprayetno. Gol!

"Kemenangan ini benar-benar harus kami syukuri. Tidak hanya merebut tiga poin, kami juga meraih kemenangan dengan usaha yang demikian terjal," kata Jacksen F. Tiago, arsitek Persebaya usai laga kemarin.

Pelatih asal Brazil itu mengacungkan jempol kepada para pemainnya atas kemenangan tersebut. Meski diakui sempat drop, ternyata Mursyid dkk. tampil tidak kenal menyerah. Pun, khusus evaluasi Jacksen terhadap debut kiper Endra di LBM 2004 ini.

"Dia (Endra) melaksanakan blunder fatal yang bisa mengancam kemenangan kami. Tapi, untuk pertandingan perdana seorang kiper, penampilannya tidak mengecewakan bagus. Kesalahannya yaitu manusiawi. Yang penting kita menang," tegasnya.

Laga kemarin sejatinya berjalan panas. Beberapa kali wasit Jaka Mulyono terpaksa menghentikan pertandingan lantaran terjadi keributan di tengah lapangan. Ketika Jaka menjatuhkan sanksi penalti kepada PSPS sesudah Dedi Sutrisno handball, ia eksklusif menjadi target serbuan Bima Sakti dkk.

Bahkan, tampak Komang Mariawan sengaja menendang bola ke arah Jaka ketika kickoff usai terjadinya gol penalti oleh Danilo.

Lantas, pelanggaran keras Amrizal terhadap Nova Arianto yang jadinya berbuah kartu merah pada menit ke-83 juga memantik reaksi keras pemain PSPS. Mereka kembali menyerbu Jaka. Sebagian ada yang menarik kerah bajunya.

Keributan paling parah terjadi pada menit ke-87. Ketika itu Rusdianto membenturkan kepalanya ke muka Choirul Anam sesudah keduanya terlibat dalam sabung badan. Aksi Rusdianto itu memantik emosi pemain Persebaya. Aksi saling dorong pun terjadi hingga menciptakan ofisial kedua tim masuk ke lapangan untuk melerai.

Ketika Jaka hendak menunjukkan kartu merah kepada Rusdianto, pemain PSPS kembali menyerbu. "Kerasnya pertandingan ini disebabkan keputusan wasit yang beberapa kali tidak fair. Dia memancing emosi anak-anak, selanjutnya menciptakan pertandingan berjalan kasar," kata Nandar Iskandar, instruktur PSPS. (ang)

Sumber: Jawapos, 10-10-04