Rabu, 17 Januari 2007

Terbaru Lowongan : Dicari Striker Untuk Tim Papan Atas Indonesia

Sebuah klub sepak bola papan atas di Indonesia membutuhkan seorang pemain yang menempati posisi Penyerang/Striker (ST), dengan syarat sebagai berikut :

1. Kualitas dan umur tidak diutamakan tapi yang niscaya harga kontrak murah meriah
2. Naluri mencetak gol tidak diutamakan, tapi setidaknya dapat menyakinkan administrasi tim dengan mengambarkan cv dan video rekaman pertandingan, diedit juga gpp
3. Punya skill relationship yang cantik dengan manajemen, jadi agar skill gak mumpuni tapi masih tetep dapat jadi starter atau paling tidak masuk line-up
4. Siap kontraknya diputus ditengah jalan, apabila manejemen sudah tidak menghendaki dengan banyak sekali alasan.
5. Siap menghadapi banyak sekali masalah, terlebih lagi dilema diluar lapangan.

Bagi yang berminat segera kirimkan lamaran, cv dan video rekaman ke Manajeman, dengan alamat Karang Guyon, tuliskan isyarat ST. Lamaran paling lambat 1 jam sebelum batas registrasi pemain ke Badan Liga Indonesia (BLI).

Ayo donk pengurus, manajemen, dan instruktur segeralah bertindak, sebelum semuanya terlambat...!


.

Terbaru Lowongan : Dicari Striker Untuk Tim Papan Atas Indonesia

Sebuah klub sepak bola papan atas di Indonesia membutuhkan seorang pemain yang menempati posisi Penyerang/Striker (ST), dengan syarat sebagai berikut :

1. Kualitas dan umur tidak diutamakan tapi yang niscaya harga kontrak murah meriah
2. Naluri mencetak gol tidak diutamakan, tapi setidaknya dapat menyakinkan administrasi tim dengan mengambarkan cv dan video rekaman pertandingan, diedit juga gpp
3. Punya skill relationship yang cantik dengan manajemen, jadi agar skill gak mumpuni tapi masih tetep dapat jadi starter atau paling tidak masuk line-up
4. Siap kontraknya diputus ditengah jalan, apabila manejemen sudah tidak menghendaki dengan banyak sekali alasan.
5. Siap menghadapi banyak sekali masalah, terlebih lagi dilema diluar lapangan.

Bagi yang berminat segera kirimkan lamaran, cv dan video rekaman ke Manajeman, dengan alamat Karang Guyon, tuliskan isyarat ST. Lamaran paling lambat 1 jam sebelum batas registrasi pemain ke Badan Liga Indonesia (BLI).

Ayo donk pengurus, manajemen, dan instruktur segeralah bertindak, sebelum semuanya terlambat...!


.

Selasa, 16 Januari 2007

Terbaru Habis Gelap Terbitlah Suram

Setelah gagal mengambarkan performa di beberapa uji coba Terbaru Habis Gelap Terbitlah SuramSetelah gagal mengambarkan performa di beberapa uji coba, sampai pada puncaknya di ajang Piala Gubernur Jatim, Pasukan Green Force semakin amburadul saja. Uji coba terakhir, arek-arek Karang Gayam hanya bisa bermain imbang melawan PKT Bontang.

Kegagalan demi kegagalan tak hanya menerpa permainan tim bajol ijo, kinerja administrasi juga perlu dijadikan sorotan. Bagaimana tidak, dilema pemenuhan skuad tim Green Force sampai sekarang masih menjadi beban yang belum terpecahkan oleh Pengurus.

Aneh, Tim sebesar dan sedigdaya Persebaya, hanya mempunyai dua orang striker. Itupun salah satunya bakal dipecat, dan satunya lagi striker gaek yang levelnya sudah tidak layak untuk bersaing dengan striker divisi utama lainnya. Manajemen tampaknya "terlalu sungguh-sungguh" melaksanakan perekrutan pemain, dengan selalu berdalih efisiensi dan kualitas administrasi jadi terkesan lambat dan jalan ditempat dalam melaksanakan perburuan pemain. Padahal kita tau sendiri, kurang dari sebulan lagi kompetisi negeri ini bakal bergulir.

Ditengah deadline registrasi pemain, muncul isu terakhir dari Koran Pagi terbitan Surabaya, yang menyampaikan bahwa Manajemen bakal melaksanakan pencoretan beberapa pemain yang telah diikat kontrak, diantaranya disebutkan, Zelimir Dragovic (kiper), Roberto Lopez, (Gelandang) dan Andi Supendi (Striker). Apabila isu yang dirilis pagi ini tersebut benar, betapa senangnya Manajemen Persebaya menyianyiakan uang rakyat (Uang APBD yang dikucurkan untuk Green Force), hanya untuk membayar klausul kontrak yang telah dilanggar pihak I, atau administrasi Persebaya.

Arek-arek mungkin masih ingat bagaimana administrasi harus membayar sekian juta sehabis mencoret instruktur asingnya yang telah dikontrak,Gildo Rogrigues. Tidak tahu alasannya yaitu faktor apa, waktu itu administrasi begitu yakin dengan kemampuan instruktur yang juga ayah kandung Stevano Cuggura. Dengan berbekal CV dan keterangan sang anak, Manajemen eksklusif tetapkan mengotrak Gildo dan mencoret Fredy Mulli (pelatih sebelumnya). Padahal Bonek Mania dan pengamat sepakbola Surabaya telah percaya dengan kemampuan Fredy, yang telah mengantarkan Green Force juara Piala Gubernur, Lolos ke Divisi Utama dan sekaligus juara Divisi I.

Yang menjadi pertanyaan, jika seandainya Manajemen dengan alasan kualitas bakal mencoret ketiga pemain diatas, maka Manajemen harus mengeluarkan berapa juta lagi untuk membayar klausul kontrak yang telah dibentuk sebelumnya.Apalagi Drago dan Lopez merupakan pemain asing, yang pastinya kontrak mereka bernilai besar. Kalaupun kualitas ketiganya dibawah standar yang ditentukan Manajemen, ya mengapa harus dikontrak terlebih dahulu? Lantas atas pertimbangan dan pertujuan siapa, ketiganya begitu saja dikontrak? Siapa coba yang harus bertanggung jawab...?

Pertanyaan kedua, adakah pemain berkualitas lainnya baik gila maupun lokal yang dalam waktu singkat ini masih nggangur alias belum mempunyai klub? Nah, terus mau kemana Manajemen mencari pemain berkualitas untuk menambal stock pemain yang belum tersedia?

Rupanya angin kencang di Karang Gayam masih belum berlalu, Kalau hal ini tidak segera diatasi, ya Habis Gelap janganlah berharap Terang, tapi Kesuraman akan masa depan Persebaya di Ligina ini yang bakal kita hadapi bersama...

Yo opo iki rek...?

Terbaru Habis Gelap Terbitlah Suram

Setelah gagal mengambarkan performa di beberapa uji coba Terbaru Habis Gelap Terbitlah SuramSetelah gagal mengambarkan performa di beberapa uji coba, sampai pada puncaknya di ajang Piala Gubernur Jatim, Pasukan Green Force semakin amburadul saja. Uji coba terakhir, arek-arek Karang Gayam hanya bisa bermain imbang melawan PKT Bontang.

Kegagalan demi kegagalan tak hanya menerpa permainan tim bajol ijo, kinerja administrasi juga perlu dijadikan sorotan. Bagaimana tidak, dilema pemenuhan skuad tim Green Force sampai sekarang masih menjadi beban yang belum terpecahkan oleh Pengurus.

Aneh, Tim sebesar dan sedigdaya Persebaya, hanya mempunyai dua orang striker. Itupun salah satunya bakal dipecat, dan satunya lagi striker gaek yang levelnya sudah tidak layak untuk bersaing dengan striker divisi utama lainnya. Manajemen tampaknya "terlalu sungguh-sungguh" melaksanakan perekrutan pemain, dengan selalu berdalih efisiensi dan kualitas administrasi jadi terkesan lambat dan jalan ditempat dalam melaksanakan perburuan pemain. Padahal kita tau sendiri, kurang dari sebulan lagi kompetisi negeri ini bakal bergulir.

Ditengah deadline registrasi pemain, muncul isu terakhir dari Koran Pagi terbitan Surabaya, yang menyampaikan bahwa Manajemen bakal melaksanakan pencoretan beberapa pemain yang telah diikat kontrak, diantaranya disebutkan, Zelimir Dragovic (kiper), Roberto Lopez, (Gelandang) dan Andi Supendi (Striker). Apabila isu yang dirilis pagi ini tersebut benar, betapa senangnya Manajemen Persebaya menyianyiakan uang rakyat (Uang APBD yang dikucurkan untuk Green Force), hanya untuk membayar klausul kontrak yang telah dilanggar pihak I, atau administrasi Persebaya.

Arek-arek mungkin masih ingat bagaimana administrasi harus membayar sekian juta sehabis mencoret instruktur asingnya yang telah dikontrak,Gildo Rogrigues. Tidak tahu alasannya yaitu faktor apa, waktu itu administrasi begitu yakin dengan kemampuan instruktur yang juga ayah kandung Stevano Cuggura. Dengan berbekal CV dan keterangan sang anak, Manajemen eksklusif tetapkan mengotrak Gildo dan mencoret Fredy Mulli (pelatih sebelumnya). Padahal Bonek Mania dan pengamat sepakbola Surabaya telah percaya dengan kemampuan Fredy, yang telah mengantarkan Green Force juara Piala Gubernur, Lolos ke Divisi Utama dan sekaligus juara Divisi I.

Yang menjadi pertanyaan, jika seandainya Manajemen dengan alasan kualitas bakal mencoret ketiga pemain diatas, maka Manajemen harus mengeluarkan berapa juta lagi untuk membayar klausul kontrak yang telah dibentuk sebelumnya.Apalagi Drago dan Lopez merupakan pemain asing, yang pastinya kontrak mereka bernilai besar. Kalaupun kualitas ketiganya dibawah standar yang ditentukan Manajemen, ya mengapa harus dikontrak terlebih dahulu? Lantas atas pertimbangan dan pertujuan siapa, ketiganya begitu saja dikontrak? Siapa coba yang harus bertanggung jawab...?

Pertanyaan kedua, adakah pemain berkualitas lainnya baik gila maupun lokal yang dalam waktu singkat ini masih nggangur alias belum mempunyai klub? Nah, terus mau kemana Manajemen mencari pemain berkualitas untuk menambal stock pemain yang belum tersedia?

Rupanya angin kencang di Karang Gayam masih belum berlalu, Kalau hal ini tidak segera diatasi, ya Habis Gelap janganlah berharap Terang, tapi Kesuraman akan masa depan Persebaya di Ligina ini yang bakal kita hadapi bersama...

Yo opo iki rek...?