Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri melihat-foto-selfie-di-media-sosial. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri melihat-foto-selfie-di-media-sosial. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan

Rabu, 21 Juni 2017

Info Melihat Foto Selfie Di Media Umum Pengaruhi Kebahagiaan Diri Sendiri

Melihat Foto Selfie di Media Sosial Pengaruhi Kebahagiaan Diri Sendiri Info Melihat Foto Selfie di Media Sosial Pengaruhi Kebahagiaan Diri Sendiri
JANGAN terlalu sering melihat foto selfie (swafoto) orang lain di media umum alasannya yaitu akan menghipnotis kebahagiaan diri sendiri.

Studi gres menemukan, swafoto tak hanya memberi efek psikologis untuk pelakunya, tetapi juga terhadap teman-temannya di media umum yang mengikuti postingnya.

Menurut peneliti dari Penn State University, terlalu sering melihat selfie orang lain di media sosiaknya berafiliasi dengan penghargaan diri dan kepuasan hidup lebih rendah.

Survei dilakukan terhadap 225 pengguna media umum dengan usia rata-rata 33,80 dari yang aktif di Facebook. Mereka juga memakai Instagram, Twitter, Snapchat, Tumblr, dan Tinder.

"Kita cenderung membandingkan diri kita dengan orang lain dikala melihat foto-foto yang sering diedit dengan teliti itu," kata para peneliti sebagaimana dikutip The Science Explorer.

"Hal ini sanggup menjadikan perasaan kesepian, terkecualikan atau kecewa terhadap hidup diri sendiri."

Peneliti tidak menemukan kekerabatan antara frekuensi pengunggahan dan penghargaan dan kepuasan diri. Riset lain menemukan, upaya menciptakan foto tepat sanggup merusak kebahagiaan di kehidupan nyata.

Dikemukakan, semakin banyak orang melihat selfie orang lain, maka semakin rendah kadar penghargaan diri dan kepuasan hidup mereka.

"Orang biasanya mengunggah selfie dikala mereka senang atau bersenang-senang," kata salah satu peneliti, Ruoxu Wang.

"Hal ini gampang menciptakan orang lain melihat foto-foto itu dan berpikir hidupnya tak sebahagia orang lain," katanya.

Melihat Foto Selfie di Media Sosial Pengaruhi Kebahagiaan Diri Sendiri Info Melihat Foto Selfie di Media Sosial Pengaruhi Kebahagiaan Diri Sendiri
Hasil penelitian yang diterbitkan di Journal of Telematics and Informatics ini juga menemukan perbedaan antara "selfie" dan "groupie" (gaya selfie yang menampilkan lebih dari satu orang alias foto rame-rame).

Rata-rata melihat foto group sepertinya mendongkrak penghargaan diri dan kepuasan para pesertanya.

Itu mungkin alasannya yaitu pemirsanya mungkin termasuk dalam kelompok ini dan memperkuat rasa komunitas dan kebersamaan.

Hasil penelitian ini pun menemukan, hanya dengan menonton unggahan orang lain di media sosial, tak memencet tombol like atau mengunggah di akun diri sendiri, berdampak positif bagaimana kita memandang diri sendiri.

Baca juga: 95% Konten Media Sosial yaitu Sampah

Jumat, 04 November 2016

Info 95 Persen Konten Media Umum Yaitu Sampah

 Persen Content Media Sosial yaitu Sampah Info 95 Persen Konten Media Sosial yaitu Sampah
ISI media umum 95% sampah. Konten media umum yaitu informasi yang belum sanggup dikategorikan sebagai berita, sehingga menyebarluaskannya diharapkan sebuah kehati-hatian. 

Demikian dikemukakan President of Southeast Asian Press Alliance (SEAPA), Eko Maryadi, dalam seminar Peningkatan Profesionalisme Media Massa dalam Meliput Isu Terorisme di Ambon, Maluku, Kamis (3/11).

Melalui siaran pers yang dikutip Antara, Eko mendorong awak media dan masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam mengakibatkan content media umum sebagai materi pemberitaan.

"Bisa saya katakan 95 persen content media umum yaitu sampah," tegasnya.

"Menjadi problem alasannya yaitu kebiasaan masyarakat kita begitu mendapatkan broadcast di Whatsapp, menganggapnya menarik dan menyebarluaskan. Padahal itu informasi yang mentah yang belum terverifikasi kebenarannya," tegasnya.

Eko meminta awak media melaksanakan verifikasi ketat watak akan mengakibatkan konten media umum sebagai materi pemberitaan. 

"Chek dan rechek mutlak dilakukan secara ketat. Jangan alasannya yaitu alasan suka dan percaya yang mengirimkan orang tenar, kita (wartawan) eksklusif memberitakannya," tandas Eko. 

Mantan jurnalis di beberapa media abnormal tersebut juga mengatakan, media umum ketika ini paling banyak diakses masyarakat,  bahkan mengalahkan media massa pers. 

"Nyaris semua masyarakat memakai gadget yang di dalamnya ada aplikasi sosial media. Sekali lagi, hati-hati menyikapi dan menyebarluaskan content yang ada di media sosial," terperinci Eko.

Baca Juga: Melihat Foto Selfie di Media Sosial Pengaruhi Kebahagiaan